Jumat, 27 Januari 2012

Masakan India Utara

Masakan India Utara


Set menu thali untuk vegetarian di Rajasthan, India.
Ciri khas masakan India Utara pada penggunaan produk ternak perah, seperti susu, paneer, minyak samin, dan yogurt. Sejumlah masakan India Utara berasal dari periode invasi Islam, misalnya kebab. Masakan Pakistan dan masakan India Utara hampir serupa karena keduanya memiliki budaya dan sejarah yang sama.
Makanan pokok sebagian besar penduduk India Utara adalah lentil dan berbagai jenis roti dari tepung gandum. Iklim di utara lebih sejuk dan kering sehingga ideal untuk bertanam gandum. Berbagai jenis acar (achar) seperti murabba dimakan sebagai pelengkap lauk. Kuah kental pada masakan didapat dari produk ternak perah. Cabai, kuma-kuma, dan kacang-kacangan umum dipakai dalam masakan.
Di India Utara, orang memanggang roti dan paratha memakai alat masak yang disebut tawa (plat besi). Oven berbentuk silinder yang disebut tandoor dipakai untuk memanggang roti seperti naan dan kulcha, serta ayam tandoori. Jenis roti yang lain seperti puri dan bhatoora digoreng di wajan dengan minyak goreng yang banyak. Daging kambing dan domba sangat disukai orang India Utara.
Makanan ringan paling populer dari India Utara adalah samosa. Isi samosa adalah kentang rebus dan sayuran berbumbu kari. Variasi samosa bisa saja diisi paneer, daging cincang, dan khumbi (jamur). Makanan ringan lain khas India Utara, misalnya: mirchi bada, bhujiya, chaat, kachori, imarti. Minuman populer dari India Utara adalah sharbat dan aam panna. Manisan berupa mangga yang diberi gula disebut aam papad. Kue-kue (disebut (mithai) dan manisan dari India Utara misalnya: gulab jamun, jalebi, peda, petha, rewadi, gajak, bal mithai, singori, kulfi, falooda, khaja, ras malai, gulkand, dan beberapa variasi dari laddu, barfi, dan halwa.

Makanan Khas India

                                                    MAKANAN KHAS INDIA
Imigrasi dan percampuran budaya secara terus menerus berlangsung di India selama ribuan tahun. Iklim India yang berbeda-beda menurut daerahnya, mulai dari daerah beriklim tropis hingga daerah beriklim Pegunungan Alpen, dan menyediakan beraneka ragam bahan makanan. Bagi sebagian orang India, makanan sudah menjadi simbol keagamaan dan identitas sosial dengan beraneka ragam tabu dan pelarangan. Sebagian penganut Jainisme, misalnya, tidak makan akar-akaran atau makanan yang diambil dari dalam tanah. Sebagian penganut Hindu dan Buddha adalah juga vegetarian. Antara 20% hingga 42% penduduk India adalah vegetarian ketat, sementara hanya 30% dari penduduk India yang pemakan daging.[10][11][12]
Masala dosa di India selatan
Sekitar 7000 SM, penduduk Lembah Sungai Indus sudah menanam wijen, terung, dan memelihara zebu.[13] Pada tahun 3000 SM, kunyit, kapulaga, lada, dan mustar sudah umum dipanen di India.[14] Sebagian dari hidangan yang dikenal sekarang berasal dari periode Weda, ketika India masih berhutan lebat, dan hasil pertanian dilengkapi dengan makanan hasil memungut di hutan dan daging hasil berburu. Semasa periode Weda, makanan sehari-hari orang India berupa buah-buahan, sayuran, serealia, produk ternak perah, dan madu.[15] Sedikit demi sedikit penduduk mulai menerapkan filsafat Hindu ahimsa dan menjadi vegetarian.[16] Biksu Faxian mengunjungi India pada tahun 405 dan melaporkan orang India sebagian besar vegetarian, tidak memelihara babi atau unggas, tidak menjual hewan ternak hidup, di pasar tidak ada tukang jagal dan tidak ada penjual minuman yang memabukkan.[17] Vegetarianisme makin populer seiring kemajuan Buddhisme dan berkat iklim yang bersahabat. Sayuran dan serealia bisa dipanen sembarang waktu dalam setahun. Masakan India, mulai dari hidangan di rumah hingga hidangan untuk festival berakar dari tradisi yang diatur oleh naskah Ayurweda. Dalam sistem pengobatan Ayurweda terdapat sistem klasifikasi makanan yang menggolongkan bahan makanan sebagai sattva, rajas, atau tamas. Masing-masing kategori makanan dipercaya berpengaruh kuat terhadap kesehatan jasmani dan rohani.
Invasi kekuatan asing dari wilayah tetangga, seperti Asia Tengah, Arab, Kemaharajaan Mughal, dan Persia, pola makan orang India ikut berubah. Pedagang Arab memperkenalkan masakan Arab dan pedagang Portugis memperkenalkan masakan Portugis. Masakan India diperkaya dengan diperkenalkannya sayuran dari Dunia Baru, seperti tomat, cabai, dan kentang pada masa India Portugis dan India Britania. Dari orang Inggris, orang India belajar teknik memasak yang baru seperti resep berbagai hidangan panggang.
Pengaruh Islam membawa makanan berkuah kental, pilaf, hingga beraneka hidangan daging seperti kebab. Selama tiga ratus tahun berikutnya, masakan eksotik dari Persia dan Iran diperkenalkan ke India.[1] Semasa pemerintahan Sultan Mughal Akbar yang Agung dan Shah Jahan, masakan India bercampur dengan masakan Asia Barat menghasilkan masakan Mughlai. Pada waktu itu, masakan sayuran kalah populer dari makanan daging, dan minuman beralkohol seperti soma dan sura lebih disukai daripada susu.[1] Di India masa itu sudah dikenal buah-buahan seperti aprikot, melon, persik, dan prem. Orang Mughal sangat menyukai makan enak. Makanan mewah sering dihidangkan pada masa berkuasanya Jahangir and Shah Jahan. Pada saat yang bersamaan, para nizam dari negara Hyderabad mengembangkan gaya masakan tersendiri, dengan makanan khas berupa biryani hyderabad.

Senin, 23 Januari 2012

LAKSA


L A K S A

Gegetas
Bahan:
250 g tepung terigu
350 ml air panas
daun pisang untuk alas
Kuah:
3 sdm minyak untuk menumis
150 g daging ikan gabus, haluskan
150 g labu siam, potong 1 x 1 cm
750 ml santan dari 1 butir kelapa
Bumbu yang dihaluskan:
5 buah bawang merah; 3 siung bawang putih; 7 buah bawang merah; 1 sdm bumbu kari; garam secukupnya
Cara membuat:

  1. Kukus tepung beras selama 30 menit. Angkat, masukkan dalam mangkok.
  2. Tuangi air panas secara bertahap, sambil terus diaduk hingga rata dan adonan matang
  3. Cetakan adonan menggunakan cetakan putu mayang membentuk mi @ seberat 50 g
  4. Alasi pengukus dengan daun pisang, letakkan adonan yang telah dipotong, kukus adonan selama 15 menit dengan air sedang, hingga matang. Angkat sajikan dengan kuah
  5. Kuah: Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum. Masukkan daging ikan gabus halus, aduk hingga rata, tambahkan labu siam
  6. Tuangi santan, biarkan hingga mendidih, sambil terus diaduk agar santan tidak pecah. Angkat
Sumber:http://www.agroprima.com/maktrad/

KUE GEGETAS


KUE GEGETAS

Gegetas
Bahan:
250 g tepung ketan
1/2 butir kelapa parut
1/2 sdt vanili
garam secukupnya
125 ml santan kental dari 1/4 butir kelapa
minyak untuk menggoreng
Lapiran gula:
125 g gula pasir
125 g gula merah, serut
50 ml air
Cara membuat:

  1. Campur tepung ketan, kelapa parut, vanili dan garam, aduk rata.
  2. Masukkan santan secara bertahap, aduk hingga menjadi adonan yang dapat dibentuk
  3. Ambil 1 sdm adonan, bentuk lonjong pipih, lakukan hingga adonan habis
  4. Goreng adonan dengan minyak panas, api penggorengan tetap kecil
  5. Masukkan gula pasir, gula merah dengan air, hingga kental
  6. Masukkan getas goreng, aduk rata hingga mengering. Angkat, dinginkan.

Mengenal Ragam Tradisional Khas Sunda

Mengenal Ragam Minuman Tradisional Khas Sunda

Negara Kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau dan terbesar di dunia adalah Indonesia. Negara yang berada di kawasan Asia Tenggara ini dikenal pula dengan berbagai nama seperti Nusantara dan Zamrud Khatulistiwa. Kawasan Indonesia yang terbentang dari Timur ke Barat ini termasuk kategori negara tropis yang hanya memiliki musim kemarau dan musim hujan.
Hal menarik dari Indonesia adalah terdapatnya beranekaragam etnis, kebudayaan, bahasa, agama, termasuk juga variasi dari makanan dan minuman yang ada di setiap daerah. Jawa Barat dan Banten yang berada di kawasan barat pulau Jawa pun memiliki keragaman unik dan khas yang telah dikenal se-Nusantara. Di kawasan ini terdapat suku Sunda yang menjadi suku asli dan sering disebut juga dengan daerah Priangan/ Parahyangan.
Daerah di kawasan Priangan ini terkenal memiliki kekhasan wilayah yang subur serta memiliki kontur udara yang cenderung dingin dan segar. Kondisi ini menjadikan mayoritas penduduknya berprofesi di bidang pertanian dan peternakan.
Kebudayaan dan situasi tersebut menjadikan kawasan Barat pulau Jawa ini tempat yang disukai oleh para pendatang dan menghasilkan akulturasi pada  berbagai makanan dan minuman yang pada akhirnya membuat beragam makanan dan minuman khas Sunda menjadi dikenal dan disenangi.
Beberapa minuman khas Sunda yang sangat terkenal diantaranya yaitu:
  • Bandrek
  • Bajigur
  • Sakoteng
  • Kopi Bandrek
  • Coklat Bandrek
  • Teh Bandrek
  • Beas Cikur
  • Cendol
  • Goyobod
  • es Lilin
  • Cing-cau
  • Cai Lahang
Tersebarnya penduduk Jawa Barat di propinsi lainnya di Indonesia terkadang menimbulkan kerinduan akan suasana dan budaya kampung halaman. Termasuk juga kerinduan untuk menikmati beragam minuman khasnya. Di zaman modern ini, dengan tersebarnya informasi dan teknologi memberikan kemudahan bagi kita untuk bisa menikmati aneka macam minuman tradisional khas sunda ini tanpa harus datang ke Jawa Barat.
Paket Hanjuang 9 Rasa
Hanjuang.com sebagai sentra informasi dan penjualan online aneka minuman tradisional menyadari dan mencoba untuk mengisi kesempatan melepaskan kerinduan akan minuman tradisional khas priangan bagi urang Sunda yang ngumbara dan masyarakat umum yang pernah tinggal dan mencoba ragam minuman tradisional ini. Saat ini beragam pilihan minuman tradisional seperti bandrek, bandrek spesial, coklat bandrek, kopi bandrek, bandrek rempah, en teh bandrek, bajigur, kopi bajigur, sakoteng, dan beas cikur ini telah bertransformasi menjadi minuman yang dikemas secara modern dan bersertifikasi halal dapat dengan mudah dinikmati baik untuk acara-acara formal ataupun di acara meeting, gathering lembaga atau kelompok hanya dengan menyeduhnya.

CANDOL

CENDOL !
kalian tahu cendol ?
Cendol merupakan minuman khas Indonesia yang terbuat dari tepung beras, disajikan dengan es parut serta gula merah cair dan santan. Rasa minuman ini manis dan gurih. Di daerah Sunda minuman ini dikenal dengan nama cendol sedangkan di Jawa Tengah dikenal dengan nama es dawet.
Tepung beras diolah dengan diberi pewarna berwarna hijau dan di cetak melalui saringan khusus, sehingga berbentuk buliran. Pewarna yang digunakan awalnya adalah pewarna alami dari daun pandan, namun saat ini telah digunakan pewarna makanan buatan. Di Sunda cendol dibuat dengan cara mengayak kukusan tepung beras yang diwarnai dengan daun suji dengan ayakan sehingga diperoleh bentuk bulat lonjong yang lancip di ujungnya.


cara membuat cendol :
Bahan Cendol:
650 ml air
2 sdm air daun suji pandan
75 g tepung hunkwe
25 g tepung beras

Kuah:
1 liter santan dari
1 butir kelapa parut
1/2 sdt garam
1 lembar daun pandan, potong-potong

Sirop Gula Merah:
250 g gula merah
75 g gula pasir
150 ml air
5 mata nangka, buang bijinya, potong kecil

Cara membuat:

1. Cendol: Campur tepung hunkue dan tepung beras dengan 200 ml air. Masak sisa air bersama air daun suji hingga mendidih. Masukkan larutan tepung hunkue sambil aduk cepat hingga bening dan matang. Angkat. Siapkan cetakan dawet, taruh di atas baskom berisi air es. Tuangkan adonan panas ke atas cetakan, gosok-gosok hingga butiran dawet jatuh ke baskom.Tiriskan, rendam dalam air matang dingin. Sisihkan.
2. Kuah: Rebus santan bersama semua bahan hingga mendidih. Angkat, dinginkan. Sirop Gula Merah: Rebus gula merah, gula pasir, dan air hingga mendidih dan kental. Angkat, saring. Beri nangka, dinginkan.
3. Penyajian: Taruh cendol di gelas-gelas saji. Beri sirop gula merah berikut nangka, tuangi santan dan beri es batu. Sajikan dingin.

Aktivitas makan

[sunting] Aktivitas makan


Antipasto, makanan pembuka.
Sarapan pagi hari warga Italia disajikan dengan sederhana, yakni kopi susu panas dengan roti yang dioles selai atau cukup secangkir kopi saja.
Makan siang merupakan waktu makan yang utama biasanya dimulai dengan antipasto ("appetizer") atau makanan pembuka yang bisa berupa ikan tuna, jamur yang diasinkan, pimiento, zaitun hitam, prosciutto, lobak dan ikan teri. Makanan utamanya bisa berupa ikan atau daging seperti ikan kod, daging sapi muda panggang, daging babi asin, atau daging panggang yang disertai sayuran dan salad. Pada saat makan malam bisa disajikan kue-kue manis atau keju dengan buah-buahan dan minuman caffè espresso. Setelah makan malam orang Italia biasanya juga menikmati aktivitas makan larut malam, namun dengan menu yang ringan seperti sup, kombinasi nasi dan sayur-sayuran, omelet atau daging dingin. Sajian sampingan lain bisa berupa keju dan buah-buahan.

Masakan Indonesia

Masakan Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Contoh hidangan Indonesia khas Sunda; ikan bakar, nasi timbel (nasi dibungkus daun pisang), ayam goreng, sambal, tempe dan tahu goreng, dan sayur asem; semangkuk air dengan jeruk nipis adalah kobokan.

Rendang daging domba

Indonesia adalah asal mula sate; salah satu makanan paling populer di negara ini, ada banyak variasi di seluruh Indonesia.

Nasi dengan lauk-pauknya
Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari rempah-rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa dan gula aren dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa.
Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi lebih kepada, keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal oleh Kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong (beras yang dikukus) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namum untuk bagian timur lebih umum dipergunakan juga jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar dan Sagu. Bentuk lanskap penyajiannya umumnya disajikan di sebagian besar makanan Indonesia berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging, ikan atau sayur disisi piring.
Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah terlibat dalam perdagangan dunia berkat lokasi dan sumber daya alamnya. Teknik memasak dan bahan makanan asli Indonesia berkembang dan kemudian dipengaruhi oleh seni kuliner India, Timur Tengah, China, dan akhirnya Eropa. Para pedagang Spanyol dan Portugis membawa berbagai bahan makanan dari benua Amerika jauh sebelum Belanda berhasil menguasai Indonesia. Pulau Maluku yang termahsyur sebagai "Kepulauan Rempah-rempah", juga menyumbangkan tanaman rempah asli Indonesia kepada seni kuliner dunia. Seni kuliner kawasan bagian timur Indonesia mirip dengan seni memasak Polinesia dan Melanesia.

Kamis, 19 Januari 2012

Makanan dan Minuman

Makanan dan Minuman

Iklan

Hidangan Utama

Anda akan menemukan berbagai jenis makanan tradisional Toraja pada upacara pemakaman tradisional dan ucapan syukur. Sebagai hewan kurban, makanan tradisional Toraja kebanyakan mengandung babi. "Pa'piong" adalah cara penduduk setempat memasak makanan tradisional mereka, yaitu di dalam bambu dengan api terbuka. Ada "Pa'piong Manuk" (ayam dicampur dengan santan, irisan batang pisang muda yang dikukus, dan rempah-rempah), "Pa'piong Ikan Mas" (ikan mas segar dicampur dengan santan, irisan batang pisang muda yang dikukus, dan rempah-rempah), "Pa 'piong Babi "(daging babi dicampur dengan "mayana", yaitu sayuran tradisional, dan rempah-rempah), dan "Pa'piong Kerbau" (daging kerbau dicampur dengan mayana). Selain Pa'piong, ada juga "Pamarasan", cara penduduk lokal untuk memasak makanan dengan bumbu hitam spesial Toraja. Ada "Babi Pamarasan" (babi yang dimasak dengan bumbu hitam Toraja), "Kerbau Pamarassan" (daging kerbau dimasak dengan bumbu hitam Toraja), dan "Tollo 'Bale Pamarrasan" (ikan mas air tawar dimasak dengan bumbu hitam Toraja). Makanan tradisional lain seperti "Babi Kecap" (babi yang dimasak dengan kecap manis pedas), "Lawo" (ayam dimasak dengan batang pisang muda dan pakis kemudian dibakar), dan "Masak Katapi" (ikan segar dimasak dengan buah 'kecapi') dapat ditemukan di warung tradisional atau rumah makan di pasar Bolu.

Minuman

"Ballo" atau tuak lokal adalah minuman tradisional Toraja, yang dapat dengan mudah ditemukan di beberapa warung tradisional atau rumah makan (RM), seperti "RM Pong Buri" di Rantepao. Ada juga minuman tradisional non alkohol disebut "Tamarella Juice" atau "Terong Belanda" (cara penduduk lokal menamakannya). Minuman ini terbuat dari terung merah dan biasanya disajikan sebagai minuman selamat datang di beberapa hotel. Pengunjung juga dapat membeli minuman tersebut di beberapa restoran di Tana Toraja.

Toraja juga terkenal dengan kopi Arabika, yang juga dikenal sebagai "Kopi Toraja". Salah satu produsen utama adalah PT. Toarco Jaya, yang telah memproduksi dan menjual kopi mereka selama bertahun-tahun. Perusahaan ini terbuka bagi pengunjung yang ingin mengunjungi pabriknya. Lihat "PT. Toarco Jaya" untuk informasi lebih lanjut.

Makanan KhasToraja

Mohon dicatat bahwa terkadang gambar membuat makanan terlihat lezat tapi mungkin Anda tidak menyukai makanan tersebut, atau sebaliknya.

Papiong BabiPapiong Manuk (papiong ayam)
PamarasanPamarrasan (ikan mas)
BalloTamarella Juice

Bajigur Minuman Tradisional Khas Jawa Barat

Bajigur : Minuman Tradisional Khas Jawa Barat

Minuman Tradisional Khas PrianganBajigur adalah salah satu minuman tradisional khas Jawa Barat yang sudah terkenal di Indonesia. Kepopulerannya saat ini didukung juga melalui produk yang sudah beredar luas di masyarakat yaitu bajigur hanjuang. Jika sekali waktu Anda berada di kawasan Jawa Barat, sering kita menemukan sajian bajigur ini diedarkan secara tradisional oleh pedagang kaki lima. Bahkan tidak sedikit hotel di Bandung yang menyajikan minuman bajigur ini sebagai hidangan cofee break.
Minuman tradisional bajigur bahan utamanya adalah kopi, gula aren, dan santan. Seringkali bajigur dihidangkan bersama dengan sajian makanan tradisional lainnya seperti pisang rebus, ubi rebus, atau kacang rebus.
Bajigur paling cocok diminum pada saat cuaca dingin dan basah sehabis hujan, karena biasanya minuman ini disajikan dalam kondisi panas.
Salah satu produk siap seduh yang dapat kami referensikan untuk Anda yang ingin mencoba kenikmatan minuman bajigur ini adalah produk dari hanjuang. Dengan pengemasan menarik dan praktis, Anda dapat mencicipi minuman ini. Bajigur Hanjuang merupakan salah satu produk unggulan UKM dari kota Cimahi yang telah mendapatkan beragam penghargaan baik secara lokal maupun nasional.
Anda dapat memesan secara online produk bajigur hanjuang ini melalui web hanjuang.com

indeks kata kunci artikel:

minuman aren, aneka susu rempah, minuman tradisional jawa, resep minuman tradisional jawa barat, resp minuman daerah jawa barat, cikvr, minuman tradisional hasjawa, sekoteng merk han juang, TEMPAT PENJUAL SEKOTENG DI DEPOK, minuman tradisional jawa barat, nama minuman daerah jawa barat, resep membuat minuman berkhasiat obat, resep minuman daerah jawa barat, tanya pembeli santan, resep minuman jawa barat, resep minuman tradisional dari jawa barat, tanaman obat khas jawa barat, resep obat tradisional jawa barat, sakoteng, minuman saat pancaroba

Makanan Khas Asakan Sunda

Khas Asakan Sunda PDF Print E-mail
Written by Ricky Tribun Jabar   
Monday, 05 October 2009 21:19
Pedas, Sehat, dan Kreatif
Minggu, 27 September 2009 | 13:39 WIB

Cumi Hideung MASAKAN atau Asakan khas Sunda zaman dulu ternyata memiliki rasa pedas yang dominan. Sebab hampir di setiap masakan sayur maupun daging olahan, para orang tua zaman dulu selalu menggunakan cabai sebagai bumbu. Kalau pun tidak memakai bumbu pedas, pastilah ada sambal yang dihidangkan bersama lalaban segar.
Dalam khazanah kuliner Parahyangan sendiri, sambal bisa mencapai puluhan jenis. Sambal dadakan di antaranya sambal combrang, sambal tarasi, sambal cibiuk, sambal bajak, sambal kacang, dan sambal hejo.

Banyak juga asakan Sunda jaman dulu yang memakai cabai sebagai bumbu. Seperti sambal goreng ati kentang, sambal goreng kentang mustofa, ase cabe hejo, rendang jengkol, oblo-oblo tempe peuteuy cabe hejo, kadedemes atau oseng kulit sampeu, dan lainnya.
Pada talkshow Makanan Tradisional Buhun Sunda Peninggalan Nenek Moyang, di Bale Parahyangan Hotel Panghegar, Jumat (11/9) sore, Chef Cook Rohendi mengungkap ada banyak jenis cabai yang dipakai untuk membuat sambal maupun bumbu masakan.
"Ada cabai hijau, cabai merah, cabai rawit atau cengek hejo, cengek beureum, cabai gendot, paprika, dan sebagainya. Mereka sengaja menanam berbagai jenis cabai maupun sayuran di halaman rumah atau kebun masing-masing. Tentu semua sehat karena tanpa diberi pupuk kimia dan zat pengawet," jelas juru masak peraih predikat Super Chef dari sebuah televisi swasta ini.
Dalam acara yang dihadiri tokoh masyarakat Sunda, pengamat kuliner tradisional, pengurus asosiasi perhotelan, serta aktivis Bandung Heritage, Chef Rohendi menyampaikan satu pertanyaan sederhana. Mengapa para orangtua jaman dulu senang membuat dan mengonsumsi masakan pedas?

"Sampai sekarang memang belum ada jawaban pasti. Penasaran, saya tanya-tanya ke para orangtua di kota besar sampai ke pelosok kampung di Jawa Barat. Kemungkinan berbagai masakan pedas itu sengaja dibuat sebagai penghangat tubuh di tengah iklim yang sejuk," ungkap Rohendi.
Ciri khas lain asakan Sunda yaitu kreatif memanfaatkan bahan dasar yang bagi kebanyakan orang dianggap tidak bermanfaat. Misalnya tumis genjer yang bahan dasarnya diambil dari tanaman gulma di sela tanaman padi, sayur kadedemes atau kulit singkong yang seringkali dianggap beracun, goreng impun garing yang terbuat dari ikan-ikan kecil yang hidup liar di sungai, atau tutut, hama keong yang hidup di sawah.
"Di masakan cumi hideung, warna hitamnya berasal dari tinta cumi yang sengaja tidak dibuang. Juga sambal goreng ati sapi atau asakan berbahan jeroan sapi dan ayam. Di beberapa negara bahan-bahan itu tidak diolah jadi makanan karena kadar kolesterolnya tinggi," jelas Rohendi.

GM Hotel Panghegar, Hilwan Saleh, menyampaikan berbagai ciri khas asakan Sunda merupakan wujud kekayaan budaya yang perlu dilestarikan. Malah seharusnya dilindungi dan diperlakukan sebagaimana benda cagar budaya.
"Bila dikaitkan dengan industri pariwisata, eksplorasi apapun terkait masakan tradisional Sunda berpotensi besar jadi obyek wisata. Sebab masyarakat pariwisata internasional menganggap, makan bukan lagi sekadar mengisi perut. Merekapun mencari sensasi baru dengan menikmati makanan khas di suatu daerah," ujar Hilwan. (ricky reynald yulman)

Setara Masakan Internasional


MASYARAKAT Sunda selayaknya merasa bangga terhadap kekayaan kuliner tradisional yang dimiliki. Bila didata serius boleh jadi ada ratusan jenis menu makanan dan minuman tradisional khas Sunda.

Ragam jenis masakan khas Sunda bahkan bisa mengalahkan kekayaan kuliner suatu negara di belahan dunia lain. Secara umum ada makanan pembuka seperti Soto Bandung. Ada juga makanan utama pendamping nasi seperti hayam bakakak, cumi hideung, sambel goreng ati kentang, semur jengkol, ulukutek leunca, ase cabe hejo, oblo-oblo tempe peteuy cabe hejo, kasreng hejo kacang hejo, dan lainnya.

Makanan khas Sunda lain yang memiliki rasa manis (amis-amis) biasanya dikelompokkan sebagai makanan penutup. Di antaranya putri noong, kelepon, cocorot, gurandil, awug, katimus, misro, dan sebagainya. Ada juga minuman khas seperti es goyobod atau es cingcau.

Satu kelompok makanan Sunda lagi biasa diistilahkan sebagai hahampangan atau makanan ringan. Di antaranya keremes, opak, kolontong, borondong, kalua jeruk, kerupuk melarat, semprong, dan lain sebagainya.

Pemerhati kuliner tradisional Sunda, Ny Euis Ruhyiat menyampaikan upaya melestarikan masakan Sunda bisa dimulai dengan mengenalkan kepada generasi muda. "Sering-seringlah menghidangkan masakan tradisional Sunda di rumah. Atau ajak seluruh anggota keluarga menikmati masakan Sunda bersama di rumah makan Sunda," ujar putri keenam HR Ruhiyat, pendiri Hotel Pangehar ini. (ricky reynald yulman)

Beberapa Makanan Khas Sunda


1. Hayam Bakakak
Seekor ayam yang dibakar di atas suluh, setelah dibersihkan dan diberi bumbu khusus. Biasanya juru masak memakai sebilah bambu buat menjepit badan ayam supaya mudah dibolak-balik selama proses pembakaran. Biasanya dihidangkan pada acara pernikahan.

2. Cumi Hideung
Cumi yang dimasak selama 2-3 jam bersama tinta dan bumbu-bumbu khusus. Dihidangkan sebagai teman nasi (rencang sangu).

3. Sambal Goreng Ati Kentang

Sering dianggap sebagai makanan mewah yang hanya dihidangkan pada waktu-waktu tertentu. Seperti saat lebaran, resepsi pernikahan, khitanan, dan sebagainya.

4 . Sambal Goreng Kentang Mustofa
Bahan dasar berupa kentang yang dirajang halus seperti batang korek api. Kemudian diaduk bersama sambal merah. Belum ada keterangan pasti tentang pencantuman kata Mustofa yang terdengar seperti nama orang Arab. Diperkirakan Mustofa adalah nama orang yang mempopulerkan menu ini.

5. Kadedemes atau Oseng Kulit Sampeu
Kulit singkong direbus buat menghilangkan getah. Kemudian ditumis lagi bersama bumbu-bumbu serta ditaburi cabe rawit hijau. Setelah masak bentuknya hampir mirip gudeg nangka.

6. Kerupuk Melarat
Dibuat dari tepung aci (tapioka) kemudian dimasak hanya menggunakan pasir panas.

7. Putri No'ong

Berbahan adonan singkong parut yang dipipihkan, diisi pisang lalu digulung. Campuran itu dikukus dan dihidangkan dengan taburan parutan kelapa.

8. Gurandil
Termasuk makanan penutup yang terbuat dari adonan tepung beras, ketan hitam, dan aci. Biasa disajikan dengan taburan kelapa parut, gula putih, atau gula aren. (ricky)